Nasihat
Syaikh Ali bin Ahmad Ar-Rozihiy untuk Para Dai Ahlus Sunnah agar Jangan Ikut
Campur dalam Urusan Pemerintah
Oleh : Ustadz Abdul Qodir Abu Fa’izah -hafizhahullah-
Belakangan ini,
ada sebuah fenomena yang kami perhatikan merebak di kalangan sebagian Ahlus
Sunnah, berupa ikut campurnya mereka dalam perkara-perkara dan kasus-kasus yang
ditangani pemerintah, karena (mungkin) termakan media.
Parahnya lagi,
bila seorang dai ikut membuat pernyataan dalam urusan pemerintah yang bukan
urusannya, sehingga bermunculan kesan buruk bagi dakwah Ahlus Sunnah bahwa
mereka tidak menghormati pemerintah muslim. Padahal itu hanyalah sikap pribadi
dai tertentu.
Akibatnya, kini
banyak juga ikhwah alias audiens yang “berani” berkomentar tentang
masalah-masalah kekinian yang mendera negeri ini, seperti kasus Bapak Patrialis
Akbar, dan lainnya.
Tulisan dan
nasihat ini, jangan dipahami bahwa kita menutup pintu nasihat bagi pemerintah.
Silakan, nasihati mereka. Tapi tentunya dengan cara-cara syar’i, dan
dilakukan oleh orang yang pantas mengemban tugas nasihat itu dari kalangan
orang yang dikenal dan dekat dengan pemerintah.
Nasihatilah mereka pribadi dengan
cara yang baik berupa nasihat persaudaraan dan secara pribadi, bukan secara
terang-terangan di depan publik melalui mimbar, media, dan lainnya!
Para pembaca yang
budiman, adanya gejala buruk sebagian Ahlus Sunnah sudah mulai “berani”
mengeluarkan STATEMENT (pernyataan) dalam menyikapi masalah-masalah sosial yang
dihadapi pemerintah, sehingga seringkali menyerempet nama baik pemerintah
muslim.
Adanya gejala
buruk ini, memancing sebagian pihak untuk menanyakan hal ini kepada sebagian
ulama Ahlus Sunnah di Yaman, dalam hal ini Syaikh Ali bin Ahmad Ar-Rozihiy –hafizhahullah-.
Berikut pertanyaan
yang diajukan oleh sebgian thullab Ma’bar kepada Syaikh Ali bin Ahmad
Ar-Rozihiy –hafizhahullah– :
Seorang penanya
berkata,
“السلام
عليكم ورحمة الله وبركاته”
يا
شيخنا أحسن الله إليكم، السائل يقول :
عندنا
في البلاد مشاكل ومنها ما جرى على أحد المسؤولين الذي يظهر منه حب السنة والدعوة،
فحصلت من الفتنة والتهمة بأنه وقع في الرشوة وغيرها، فقبض بسبب ذلك فما موقفنا في
هذا، هل نتكلم أم نتوقفُ؟ وما حكم تدخل الداعيْ من دعاةِ أهلِ السنةِ في الامورِ
العامةِ والأمورِ السياسيةِ؟
!!فما
نصيحتكم؟ فجزاكم الله خيرا
“Assalamu alaikum wa rohmatullohi wa barokatuh.
“Wahai Syaikh (guru) kami, semoga Allah berbuat baik kepada anda.
Di sisi kami, di
negeri kami (muncul) berbagai problema. Diantaranya, apa yang terjadi atas
seorang pejabat yang tampak darinya kecintaan kepada sunnah dan dakwah.
Muncul darinya
ujian dan tuduhan bahwa ia terjerumus dalam sogok-menyogok dan lainnya,
sehingga ia pun ditangkap, karena sebab hal itu.
Nah, apakah sikap
kami dalam hal ini? Apakah kami (boleh) berkomentar ataukah kami tawaqquf
(tidak menyikapinya)?
Apa hukumnya
seorang dai dari kalangan Ahlus Sunnah ikut campur dalam urusan umum dan urusan
politik? Apa nasihat anda?
Semoga Allah
memberi balasan kebaikan bagi anda.
Jawaban Syaikh Ali
bin Ahmad Ar-Rozihiy -hafizhahullah- :
الحمد
لله رب العالمين حمدا كثيرا طيبًا مباركًا فيه، وأشهد ألاَّ إلهَ الا الله وحده لا
شريك له، وأشهدُ أن محمدًا عبده ورسولُه، أما بعدُ :
فالحمد
لله بلاد إندونسيا -ولله الحمد- بلادٌ مسلمةٌ، حكامُهم مسلمونَ،
وبما
ان الحكومة قضت باخراج هذا الرجل من وظيفته، فلا ينبغي للإخوة أن يتدخلوا في هذه
الشؤون أنه : لماذا أخرج وما شابه ذلك،
فهذا
امر ولي الامر والحمد لله لكن لهم أن يواسوه : يصبرونه ويذكرونه بأحاديث الصبر،
ولربما دفع الله عنه شرا أعظم مما لو بقي، نعم فعسى أن يكره أمرًا ويجعل الله فيما
كرِه خيرًا كثيرًا، فعليه الصبر فقط، وإنما الاخوة ننصحهم أن يصبِّر الاخ الذي
أخرج، ولا يتدخلوا في مثله : لماذا ؟ كيف ؟ وهناك كذا…إلى آخِرِهِ
هذا
ليس من شانهم! أما تصبير الاخِ سواءٌ فِي الوسائلِ الخاصة : الاتصالات الزيارات
وما شابه ذلك، فهذا أمرٌ طيِّبٌ، أما التدخلُ فِيْ شؤون الحكومةِ، فليس
لهم هذا،
بارك
الله فيكم ونفنا الله بكم وجزاكم الله خيرا والحمد لله رب العالمين
“Segala puji bagi
Allah, Pemilik alam semesta dengan pujian yang banyak lagi baik serta berberkah
padanya.
Aku mempersaksikan
bahwa tiada sembahan (yang haqq), melainkan Allah saja, tiada sekutu bagi-Nya
dan aku mempersaksikan bahwa Muhammad adalah hamba dan Rosul-Nya. Amma ba’du :
Segala puji bagi
Allah. Negeri Indonesia
–walillahilhamdu- adalah negeri muslim, dan pemerintah mereka adalah muslim.
Ketika pemerintah
memutuskan untuk memecat orang ini dari jabatannya, maka tidak pantas bagi para
ikhwah untuk ikut campur dalam urusan-urusan ini (lalu mengeluarkan pernyataan
& protes, pent.) bahwa : “Kenapa ia dipecat,” dan semisalnya.
Ini adalah urusan
pemerintah –walhadulillah-. Akan tetapi boleh bagi mereka (ikhwah) untuk
menolongnya : (yakni) menyabarkannya dan mengingatkannya dengan hadits-hadits
tentang kesabaran.
Boleh jadi Allah
ingin menjauhkan darinya suatu keburukan yang lebih besar dibandingkan andai ia
masih tetap (pada jabatannya, -pen.).
Na’am, bisa jadi
ia (si pejabat itu) membenci suatu perkara (berupa dipecatnya ia dan lainnya,
-pen.), tapi ternyata Allah berikan pada sesuatu yang ia benci suatu kebaikan
yang banyak.
Hendaknya ia
bersabar saja. Hanyalah ikhwah, kami nasihati mereka agar menyabarkan saudara
tersebut (si pejabat tersebut) yang telah dikeluarkan (dipecat), dan hendaknya
mereka (para ikhwah) tidak ikut campur dalam hal semisalnya, (lalu berkata),
“Kenapa? Bagaimana? Disana ada begini?” dan seterusnya
Ini bukan termasuk
urusan mereka! Adapun menyabarkan saudara (pejabat) tadi, sama saja melalui
jalur pribadi : menghubunginya, mengunjunginya, dan semisalnya. Ini adalah
perkara yang baik.
Adapun ikut campur
dalam urusan pemerintah, maka hal ini tidak boleh bagi mereka!
Semoga Allah
memberikan berkah kepada kalian dan semoga Allah memberikan mamnfaat kepada
kami dan kalian, dan semoga Allah memberikan balasan kebaikan bagi kalian.
Walhamdulillahi
Robbil Alamin.”
Demikian jawaban
Syaikh Ar-Rozihiy –hafizhahullah-. Semoga jawaban ini memberikan pencerahan
bagi seluruh kaum muslimin dan terkhusus Ahlus Sunnah.
Jazallohu khoiron
kepada Akhuna Muhammad Rivaldy (salah seorang thullab Ma’bar, Yaman) yang telah
mengirimkan audio ini via WhatsApp.
Sumber Audio : https://goo.gl/2kqnvI
Sumber:
https://abufaizah75.blogspot.co.id/2017/01/nasihat-syaikh-ali-bin-ahmad-ar-rozihiy.html#more
https://abufaizah75.blogspot.co.id/2017/01/nasihat-syaikh-ali-bin-ahmad-ar-rozihiy.html#more
================================================
DUKUNG
KAMI :
Dalam membantu pembangunan Masjid IMAM SYAFI'I
POLMAN SULBAR, milik Ahlus Sunnah Polman.
"Siapa yg membangun sebuah masjid
karena Allah, maka Allah akan bangunkan istana baginya di surga".[HR. Al-Bukhori &
Muslim]
#
Bagi anda yang ingin membangun istananya di surga, silakan kirim
sebagian rezki anda melalui :
BRI.0259-01-035305-50-9
a/n.YAYASAN AR-RAHMAH AL-MANDARY
a/n.YAYASAN AR-RAHMAH AL-MANDARY
Kontak Person : 0852-3091-8001 (Saudara Mu'in)
Jazakumullohu khoiron atas sumbangsih dan
doanya.
================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar