Sabtu, 17 Juni 2017

Kisah Ahli Ibadah Penebang Pohon yang Dihadang oleh Setan



Derajat dan Kedudukan
Kisah Ahli Ibadah Penebang Pohon 
yang Dihadang oleh Setan

oleh : 
Ust. Abdul Qodir Abu Fa'izah, Lc.
-hafizhahullah-

Seorang kawan pernah melayangkan pertanyaan dan menanyakan kedudukan kisah seorang ahli ibadah yang hendak menebang pohon yang disembah dari selain Allah, namun ia dihadang oleh setan demi menggagalkan misinya; dan berikut kisah selengkapnya dalam Maka’id Asy-Syaithon , karya Ibnu Abid Dun-ya :
 قَالَ أَبُو بَكْرِ بْنُ مُحَمَّدٍ: سَمِعْتُ سَعِيدَ بْنَ سُلَيْمَانَ يُحَدِّثُ عَنِ الْمُبَارَكِ بْنِ فَضَالَةَ، عَنِ الْحَسَنِ قَالَ:
 كَانَتْ شَجَرَةٌ تُعْبَدُ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَجَاءَ إِنْسَانٌ إِلَيْهَا فَقَالَ: لأَقَطْعَنَّ هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَجَاءَ لِيَقْطَعَهَا غَضَبًا للَّهِ فَلَقِيَهُ الشَّيْطَانُ فِي صُورَةِ إِنْسَانٍ، فَقَالَ: مَا تُرِيدُ؟ قَالَ: أُرِيدُ أَنْ أَقْطَعَ هَذِهِ الَّتِي تُعْبَدُ مِنْ دُونِ اللَّهِ.
قَالَ: إِذَا أَنْتَ لَمْ تَعْبُدْهَا فَمَا يَضُرُّكَ مِنْ عَبْدِهَا؟ قَالَ: لأَقْطَعَنَّهَا.
فَقَالَ لَهُ الشَّيْطَانُ: هَلْ لَكَ فِيمَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ، لا تَقْطَعْهَا وَلَكَ دِينَارَانِ كُلَّ يَوْمٍ إِذَا أَصْبَحْتَ عِنْدَ وِسَادَتِكَ.
قَالَ: فَمَنْ لِي بِذَلِكَ؟ قَالَ: أَنَا لَكَ.
فَرَجَعَ فَأَصْبَحَ فَوَجَدَ دِينَارَيْنِ عِنْدَ وِسَادَتِهِ، ثُمَّ أَصْبَحَ فَلَمْ يَجِدْ شَيْئًا فَقَامَ غَضَبًا لِيَقْطَعَهَا، فَتَمَثَّلَ لَهُ الشَّيْطَانُ فِي صُورَتِهِ، فَقَالَ: مَا تُرِيدُ؟ قَالَ: أُرِيدُ أَنْ أَقْطَعَ هَذِهِ الشَّجَرَةَ الَّتِي تُعْبَدُ مِنْ دُونِ اللَّهِ.
قَالَ: كَذَبْتَ، مَا لَكَ إِلَى ذَلِكَ مِنْ سَبِيلٍ، فَذَهَبَ لِيَقْطَعَهَا فَضَرَبَ بِهِ الأَرْضَ وَخَنَقَهُ حَتَّى كَادَ يَقْتُلُهُ.
قَالَ: أَتَدْرِي مَنْ أَنَا؟ أَنَا الشَّيْطَانُ، جِئْتَ أَوَّلَ مَرَّةٍ غَضَبًا للَّهِ فَلَمْ يَكُنْ لِي سَبِيلٌ فَخَدَعْتُكَ بِالدِّينَارَيْنِ فَتَرَكْتَهَا، فَلَمَّا جِئْتَ غَضَبًا لِلدِّينَارَيْنِ سلطت عليك.

Jumat, 16 Juni 2017

Hukum Memberi Nama “Al-Ghifari” bagi Anak



Hukum Memberi Nama “Al-Ghifari” bagi Anak

Apakah boleh memberi nama anak dg al ghifari?
+62 813-3181-7xxx

Jawab:

1. Al-Ghifari artinya orang suku Ghifar.
Suku Ghifar adalah anak keturunan Ghifar bin Mulail bin Dhamrah bin Bakr bin Abdi Manaf bin Kinanah.
[Bacalah Al-Lubab Fi Tahdzibil Ansab (2/387) oleh Al-Jazari]

Kamis, 15 Juni 2017

Fatwa Syaikh bin Baz tentang Hukum Membayar Zakat Fitrah dengan Uang




Fatwa  Syaikh bin Baz tentang Hukum Membayar Zakat Fitrah dengan Uang

Alih Bahasa : 
Ust. Abdul Qodir Abu Fa'izah, Lc.
-hafizhahullah-

Syaikh bin Baz –rahimahullah- pernah ditanya tentang mengeluarkan zakat fitrah dengan menggunakan uang.

Jawaban beliau –rahimahullah- setelah mengutarakan sejumlah dalil berupa hadits-hadits adanya perintah mengeluarkan zakat fitrah dengan menggunakan makanan berupa kurma, gandum dan lainnya,
ومعلوم أن وقت هذا التشريع وهذا الإخراج يوجد بيد المسلمين وخاصة في مجتمع المدينة الدينار والدرهم اللذان هما العملة السائدة آنذاك ولم يذكرهما صلوات الله وسلامه عليه في زكاة الفطر ،
فلو كان شيء يجزئ في زكاة الفطر منهما لأبانه صلوات الله وسلامه عليه ؛ إذ لا يجوز تأخير البيان عن وقت الحاجة ،ولو فعل ذلك لنقله أصحابه رضي الله عنهم ...
ولا نعلم أن أحداً من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم أخرج النقود في زكاة الفطر ، وهم أعلم الناس بسنته صلى الله عليه وسلم وأحرص الناس على العمل بها ، ولو وقع منهم شيء من ذلك لنقل كما نقل غيره من أقوالهم وأفعالهم المتعلقة بالأمور الشرعية ،
وقد قال الله سبحانه :   لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ 
وقال عز وجل : "    وَالسَّابِقُونَ الأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللّهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ[7] .
ومما ذكرنا يتضح  لصاحب الحق أن إخراج النقود في زكاة الفطر لا يجوز ولا يجزئ عمن أخرجه ؛ لكونه مخالفاً لما ذكر من الأدلة الشرعية .

Kamis, 16 Februari 2017

Berkah Kesholihan Orang Tua



Berkah Kesholihan Orang Tua

oleh : Ust. Abdul Qodir Abu Fa'izah -hafizhahullah-

Kesholihan (kebaikan) seseorang dalam agamanya dan keimanannya akan menjadi sebab lahirnya penjagaan dan perlindungan Allah terhadap seorang hamba.

Seorang ulama tabi'in yang bernama Muhammad bin Al-Munkadir Al-Qurosyiy At-Taimiy (wft 130 H) -rahimahullah- berkata,
إن الله تعالى يحفظ العبد المؤمن في ولده وولد ولده ويحفظه في دويرته وفي دويرات حوله فما يزالون في حفظ وعافية ما كان بين ظهرانيهم
"Sesungguhnya Allah -Ta'ala- akan menjaga seorang hamba mukmin dalam hal anaknya, dan cucunya; Allah akan menjaganya dalam hal tempat kampungnya dan kampung-kampung yang ada di sekitarnya. Mereka senantiasa berada dalam penjagaan dan keselamatan selama ia (hamba yang mukmin) berada di tengah mereka".
[Atsar Riwayat Ibnul Mubarok dalam Az-Zuhd (no. 330), Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushonnaf (no. 35415), dan Abu Nu'aim dalam Hilyah Al-Auliya' (3/148), serta Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyqo (56/65)]

Atsar ini merupakan faedah dan hikmah yang terambil dari firman Allah di dalam Suroh Al-Kahfi : 82,
وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنْزٌ لَهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَنْ يَبْلُغَا أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنْزَهُمَا رَحْمَةً مِنْ رَبِّك [الكهف : 82]
"Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, Maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu".

Minggu, 12 Februari 2017

Bersegera dalam Lima Perkara


Bersegera dalam Lima Perkara

oleh : Ust. Abdul Qodir Abu Fa'izah, Lc. 
-hafizhahullah-

Jika kita mengenal “Lukman Al-Hakim” yang bijak, seorang yang sholih telah diabadikan hidup dan kisahnya di dalam Al-Qur’an dari kalangan umat yang terdahulu, maka di tengah umat ini ada seorang ulama yang amat bijak dan berhikmah kata-katanya, sampai ia digelari dengan“Luqmannya Umat ini”. Itulah Hatim bin Unwan Al-Ashom Al-Balkhiy [Lihat Siyar A’lam An-Nubala’ (11/485)]

Diantara kalam dan nasihat bijak beliau, ia pernah berkata saat menjelaskan lima perkara yang dianjurkan padanya bersegera dan bergegas, tanpa ditunda-tunda,
يُقَالُ: الْعَجَلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ إِلاَّ فِيْ خَمْسٍ : إِطْعَامِ الطَّعَامِ إِذَا حَضَرَ الضَّيْفُ، وَتَجْهِيْزِ الْمَيِّتِ إِذَا مَاتَ، وَتَزْوِيِجِ الْبِكْرِ إِذَا أَدْرَكَتْ، وَقَضَاءُ الدَّيْنِ إِذَا وَجَبَ، وَالتَّوْبَةِ مِنَ الذَّنْبِ إِذَا أَذْنَبَ
“Dikatakan, “Ketergesa-gesaan itu dari setan, kecuali dalam lima perkara: menghidangkan makanan jika tamu telah hadir, mengurusi jenazah jika telah wafat, menikahkan anak gadis jika telah baligh, menunaikan utang jika telah jatuh tempo, dan bertobat dari dosa jika telah melakukan dosa”. [HR. Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah (8/78)]

Selasa, 07 Februari 2017

Liku-Liku Laki-Laki Berpoligami


Liku-liku Laki-laki Berpoligami
~~~~~~~~~~~~~~~~~
Asy-Syaikh Al-'Allamah Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Wushobi –rohimahullah-
*****
Pertanyaan :

Assalamualaikum warahmatullahi wabaarokatuh.

Kami menginginkan dari anda sepatah kata, walaupun secara singkat tentang POLIGAMI serta nasihat kepada para wanita yang tidak menginginkan suaminya untuk berpoligami, dan apabila sang suami berpoligami maka wanita tersebut meminta talak darinya ?

Jawaban :

POLIGAMI ITU ADALAH SUATU TANGGUNG JAWAB YANG BESAR !

BUKANLAH SUATU PERKARA YANG MUDAH!

Minggu, 05 Februari 2017

Gambaran Kerendahan dan Hakikat Dunia


Gambaran Kerendahan dan Hakikat Dunia

oleh : Al-Ustadz Abdul Qodir Abu Fa’izah -hafizhahullah-
(Pengasuh Ma’had Al-Ihsan Gowa)

Dunia yang membuat sebagian orang tergila-gila dan melupakan kampung akhirat. Dunia yang telah banyak memikat dan menawan hati manusia sampai melupakan tujuan penciptaan dirinya, yaitu untuk taat dan beribadah kepada Allah, sehingga ia pun tak lagi memperhatikan halal-haramnya sesuatu yang ia peroleh. Ia tak lagi memperhatikan hak-hak Tuhannya atau hak-hak makhluk atas dirinya. Padahal andaikan ia merenung sedikit terhadap hakikat dunia yang begitu rendah, tak ada nilainya dibanding pahala dan kebaikan yang akan mengantarkan seseorang untuk meraih segala kenikmatan abadi di kampung abadi ‘surga’ yang indah.
Dunia yang kita cintai ini akan hilang dan hancur berkeping-keping serta tak bernilai lagi, melainkan apa yang telah kita infakkan darinya di jalan Allah. Dunia yang fana ini sebenarnya ibarat tahi dan tinja yang keluar dari dubur manusia. Tahi awalnya adalah makanan yang dan minuman yang memukau manusia, namun pada akhirnya berubah menjadi sesuatu yang amat menjijikkan. Begitulah dunia di sisi Allah -Azza wa Jalla-.