Rabu, 31 Agustus 2016

Sepanjang Sejarah Kudeta Mudaratnya Lebih Besar, Ambillah Pelajaran…!




Hasil gambar untuk bendera indonesia
Sepanjang Sejarah Kudeta Mudaratnya Lebih Besar,
Ambillah Pelajaran…!
oleh : Al-Ustadz Sofyan Chalid Ruray -hafizhahullah-

Mengambil pelajaran dari sejarah suatu bangsa dan kisah yang telah berlalu adalah perintah Allah ta’ala kepada kaum mukminin,
قَدْ خَلَتْ مِن قَبْلِكُمْ سُنَنٌ فَسِيرُواْ فِي الأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذَّبِينَ
“Telah lewat sebelum kalian ujian-ujian yang menimpa pengikut para nabi, maka berjalanlah di muka bumi lalu lihatlah bagaimana akibat yang jelek bagi orang-orang yang mendustakan.” [Ali Imron: 137]

Sejatinya, sejarah yang telah berlalu harus memberikan pelajaran besar bagi umat Islam, bahwa pemberontakan terhadap pemerintah muslim, yang zalim sekali pun, hanyalah mendatangkan kemudaratan yang lebih besar dibanding manfaatnya.

Namun sayang, masih banyak orang yang belum mau mengambil pelajaran, mereka korbankan nyawa-nyawa kaum muslimin hanya demi meraih kekuasaan yang terampas dari tangan mereka.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
أن الله تعالى بعث محمدا صلى الله عليه وسلم بصلاح العباد في المعاش والمعاد وأنه أمر بالصلاح ونهى عن الفساد فإذا كان الفعل فيه صلاح وفساد رجحوا الراجح منهما فإذا كان صلاحه أكثر من فساده رجحوا فعله وإن كان فساده أكثر من صلاحه رجحوا تركه فإن الله تعالى بعث رسوله صلى الله عليه وسلم بتحصيل المصالح وتكميلها وتعطيل المفاسد وتقليلها فإذا تولى خليفة من الخلفاء كيزيد وعبد الملك والمنصور وغيرهم فإما أن يقال يجب منعه من الولاية وقتاله حتى يولى غيره كما يفعله من يرى السيف فهذا رأى فاسد فإن مفسدة هذا أعظم من مصلحته وقل من خرج على إمام ذي سلطان إلا كان ما تولد على فعله من الشر أعظم مما تولد من الخير كالذين خرجوا على يزيد بالمدينة وكابن الأشعث الذي خرج على عبد الملك بالعراق وكابن المهلب الذي خرج على ابنه بخراسان وكأبي مسلم صاحب الدعوة الذي خرد عليهم بخراسان أيضا وكالذين خرجوا على المنصور بالمدينة والبصرة وأمثال هؤلاء وغاية هؤلاء إما أن يغلبوا وإما أن يغلبوا ثم يزول ملكهم فلا يكون لهم عاقبة فإن عبد الله بن علي وأبا مسلم هما اللذان قتلا خلقا كثيرا وكلاهما قتله أبو جعفر المنصور وأما أهل الحرة وابن الأشعث وابن المهلب وغيرهم فهزموا وهزم أصحابهم فلا أقاموا دينا ولا أبقوا دنيا والله تعالى لا يأمر بأمر لا يحصل به صلاح الدين ولا صلاح الدنيا وإن كان فاعل ذلك من أولياء الله المتقين ومن أهل الجنة
“Bahwa Allah ta’ala mengutus Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam demi kemaslahatan para hamba di kehidupan dunia dan akhirat, dan bahwa beliau memerintahkan kepada kebaikan dan melarang dari kerusakan, maka apabila dalam satu perbuatan terdapat kebaikan dan kerusakan, hendaklah kaum muslimin mengambil mana yang paling kuat dari keduanya; jika kebaikannya lebih banyak dari kerusakannya, hendaklah mereka melakukannya. Namun apabila kerusakannya lebih banyak dari kebaikannya, hendaklah mereka meninggalkannya, karena sesungguhnya Allah ta’ala mengutus Rasul-Nya shallallahu’alaihi wa sallam untuk menghasilkan kemaslahatan dan menyempurnakannya, serta menghilangkan kemudaratan dan menguranginya.
Maka, jika yang berkuasa dari kalangan khalifah (yang tidak lebih pantas) seperti Yazid, Abdul Malik, Al-Manshur dan selain mereka; bisa jadi dikatakan bahwa wajib mencopotnya dan memeranginya sampai ia lengser dan digantikan oleh yang lainnya, sebagaimana yang dilakukan oleh mereka yang berpendapat bolehnya pemberontakan, maka ini adalah pendapat yang rusak, karena sungguh kerusakannya lebih besar dari kemaslahatannya.
Dan pada umumnya, tidaklah mereka memberontak kepada penguasa kecuali timbul kejelekan yang lebih besar dibanding kebaikan, seperti mereka yang memberontak kepada Yazid di Madinah, pemberontakan Ibnul Asy’ats terhadap Abdul Malik di Iraq, pemberontakan Ibnul Mulhab terhadap anaknya Abdul Malik di Khurasan, pemberontakan Abu Muslim yang menyerukan pemberontakan terhadap penguasa di Khurasan, juga pemberontakan terhadap Al-Manshur di Madinah dan Bashroh dan yang semisalnya, pada akhirnya dua kemungkinan, mereka dikalahkan atau mereka menang lalu berakhirlah kekuasaan pemerintah sebelumnya, namun yang terjadi adalah tidak ada hasil yang baik bagi para pemberontak tersebut.
Abdullah bin Ali dan Abu Muslim yang melakukan pemberontakan dengan membunuh banyak orang akhirnya keduanya dibunuh oleh Abu Ja’far Al-Manshur, adapun penduduk Al-Harah, Ibnul Asy’ats, Ibnul Mulhab dan selain mereka akhirnya menderita kekalahan, demikian pula pasukan-pasukannya, sehingga mereka tidaklah menegakkan agama dan tidak pula menyisakan dunia, padahal Allah ta’ala tidak memerintahkan suatu perkara yang tidak menghasilkan kebaikan bagi agama ataupun dunia, meskipun yang memberontak itu dari kalangan wali Allah yang bertakwa dan termasuk penduduk surga (perbuatan mereka tidak dapat dibenarkan).” [Minhaajus Sunnah, 4/313-315]

Selasa, 30 Agustus 2016

Nasehat Bagi Yang Tidak Melaksanakan Haji Tahun Ini

Hasil gambar untuk gurun arabia
Nasehat Bagi Yang Tidak Melaksanakan 
Haji Tahun Ini
oleh : Ust. Abu Zakariyya At-Tawawy

Al-Imam Ibnu Rajab al-Hanbaliy -rahimahullah- berkata:

مـن لـم يستطـع الـوقوف بعـرفـة،

فلـيقف عند حـدود الله الـذي عرفـه
"Barangsiapa yang tidak mampu wukuf di Arafah, maka hendaknya ia wukuf (berhenti) pada batasan-batasan Allah yang telah ia ketahui."

Jumat, 19 Agustus 2016

Hukum-hukum Ibadah Qurban dan Penyembelihan

 
Hukum-hukum Ibadah Qurban dan Penyembelihan
oleh :
Sofyan Chalid bin Idham Ruray


Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah ta’ala atas segala nikmat yang dicurahkan kepada hamba-hamba-Nya. Seorang hamba dituntut untuk selalu beribadah kepada Allah ta’ala sepanjang hayatnya. Allah ta’ala berfirman,
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
“Dan beribadahlah kepada Rabbmu sampai datang kepadamu kematian.” [Al-Hijr: 99]

Dengan hikmah dan rahmat-Nya, Allah ta’ala juga menetapkan berbagai macam bentuk ibadah di waktu-waktu tertentu. Semua itu dalam rangka menyempurnakan tujuan penciptaan manusia di muka bumi ini.

Rabu, 17 Agustus 2016

"Syariat Qurban"

Hasil gambar untuk ‫أحكام الهدي والأضاحي pdf آل الشيخ‬‎
"Syariat Qurban"
================================
oleh : 
Al-Ustadz Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi 
-hafizhahullah-
================================
edisi 14 Dzulqo'dah 1437 H
Berqurban adalah salah satu ibadah yang disyariatkan dalam Al-Qur`an dan Sunnah Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallamserta tergolong simbol Islam yang disepakati oleh para ulama akan anjurannya.

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
“Maka dirikanlah shalat karena Rabb-mu, dan berqurbanlah.” [Al-Kautsar: 2]

Tatkala menjelaskan makna ayat di atas, Ibnu Jarîr Ath-Thabary –rahimahullâh- berkata, “Jadikanlah, (wahai Muhammad), shalatmu seluruhnya ikhlas hanya untuk Rabb-mu tanpa (siapapun) yang bukan Dia, di antara sekutu-sekutu dan sembahan-sembahan. Demikian pula sembelihanmu, jadikanlah hanya untuk-Nya, tanpa berhala-berhala, sebagai kesyukuran kepada-Nya terhadap segala sesuatu yang Allah berikan kepadamu, berupa kemuliaan dan kebaikan yang tiada bandingannya, dan Dia mengkhususkan engkau dengannya, yaitu pemberian Al-Kautsar kepadamu.”[1]

Senin, 15 Agustus 2016

Perkembangan Ahlus Sunnah wal Jama'ah di Kabupaten Polman, Sulbar

Hasil gambar untuk logo kabupaten polman
Perkembangan Ahlus Sunnah wal Jama'ah
di Kabupaten Polman, Sulbar

edisi 12 Dzulqo'dah 1473H
Assalamu alaikum wa rohmatullohi wa barokatuh.
Taklim Ahlus Sunnah Polman, masih terbilang muda dan baru berkembang sejak tahun 2000-an. Namun hasilnya luar biasa. Dahulu kaum muslimin di Polman tidak mengenal tauhid, sunnah dan urusan agama pada umumnya dengan pengetahuan yang sempurna. Dengan adanya usaha teman-teman (ikhwah) Ahlus Sunnah Polman, kini masyarakat mulai terbuka pikirannya untuk lebih mengkaji Al-Qur'an dan Sunnah dengan pemahaman yang benar berdasarkan pemahaman para salaf.

Taklim Ahlus Sunnah Polman dirintis pada awalnya oleh dai kita yang amat gigih, yakni AL-USTADZ KHIDHIR BIN MUHAMMAD SUNUSI -hafizhahullah-. Setiap dua bulannya, beliau dengan penuh kesabaran menyambangi dan menyirami kaum muslimin disana yang haus akan ilmu syar'i, sehingga satu-persatu kaum muslimin mulai ikut kajian dan sadar akan pentingnya ilmu wahyu.