Bergembira
dengan Sesuatu yang
Memudharatkan
Manusia, dalam memandang dunia, seringkali menilai dari
lahiriah dan kulitnya saja. Jika lahiriah seseorang bahagia dengan dunianya,
maka kebanyakan orang menyangka bahwa orang itu adalah orang yang bahagia pada
hakikatnya.
Padahal tidaklah demikian, bahkan boleh jadi ia adalah orang
yang paling merugi.
Muhammad bin Ali Al-Hakim At-Tirmidziy (wafat 320 H) -rahimahullah- berkata,
كَفَى بِالْمَرْءِ عَيْبًا أَنْ يَسُرَّهُ مَا يَضُرُّهُ
“Cukuplah aib bagi seseorang, jika
ia bergembira dengan sesuatu yang memudharatkan (merugikan) dirinya.”
[Atsar riwayat Abu Nu’aim dalam Hilyah
Al-Auliyâ` 10/235]
Perhatikanlah Qarun, seorang dari kalangan umat Nabi Musa
‘alaihish shalatu was salam, yang pernah diberi kekayaan yang melimpah
ruah.
Dengan harta bendanya, ia menyangka bahwa dirinya adalah
orang yang paling beruntung dan bahagia.
Padahal ternyata, ia tergolong ke dalam orang yang merugi
dan celaka. Hartanya telah menjauhkan dirinya dari kebaikan-kebaikan Allah ‘Azza
wa Jalla.
Ia pun menolak kebenaran yang dibawa oleh Nabi Musa
‘alaihish shalatu was salam karena kesombongan dirinya yang disebabkan oleh
bangganya ia dengan harta bendanya.
Ustadz Abdul Qodir, Lc.
Sumber Artikel : http://bit.ly/2jPPpJ4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar